Rabu, 28 Desember 2016

SISTEM ENDOKRIN (SISTEM HORMONAN )




            Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung kedalam darah yang beredar dalam jaringan. Kelenjar tampa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Di samping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda, misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
            Berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah pengikat sel epitel yang telah berproliferasi dan membentuk sebuah kelenjar endokrin, tubuh dan berkembang dalam pembuluh kapiler. Zat yang dihasilkan disebut hormon, dialirkan langsung kedalam darah. Dalam keadaan fisiologis hormon mempunyai pengaturan sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum untuk menjaga keseimbangan dalam organ yang berada di bawah pengaruhnya, mekanisme pengaturan ini disebut sistem umpan balik negatif. Misalnya, hipofise terhadap hormon seks yang dihasilkan oleh gonad, hipofise pars anterior menghasilkan gonadotropin yang merangsang kelenjar gonad menghasilkan hormon seks. Hormon yang dihasilkan kelenjar endokrin beberapa macam. Zatyang secara fungsional dapat dikualifikasikan sebagai hormon kimia dikatagorikan sebagai hormon organik.
Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah :
1.       Menghasilkan hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan dalam tubuh tertentu.
2.      Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
3.      Merangsang pertumbuhan jaringan.
4.       Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
5.      Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidratarang, vitamin, mineral, dan air.


Gambar: Lokasi kelenjar endokrin pada wanita dan pria

            Hormon yang bermolekul besar (polipeptida dan protein) tidak dapat menembus sel dan bekerja pada permukaan sel. Hormon yang bermolekul kecil (hormon steroid dan tiroid) mempunyai pengaruh terhadap spektrum sel-sel sasaran yang lebih luas, menembus membran sel berkaitan dengan reseptor protein.
A.           KELENJAR HIPOFISE
Kelenjar hipofise terdiri dari dua lobus yaitu:
1.        Lobus anterior
            Lobus anterior (adenohipofise) yang menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
a.       Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
b.      Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin.
c.       Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
d.      Hormon gonadotropik berasal dari follicle stimulating hormone (FSH) yang merangsang perkembangan folikel Graaf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
e.       Luteinizing hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium dan testosteron dalam testis.
f.       Interstital cell stimulating hormone (ICSH).
2.        Lobus posterior
Lobus posterior disebut juga neurohipofise, mengeluarkan 2 jenis hormon:
a.       Hormon antidiuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal, membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
b.      Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang sfenoid.
B.       Kelenjar tiroid
            Terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah kanan trakea, diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea disebelah depan. Kelenjar ini merupakan kelenjaryang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang di hasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
            Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
            Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbon dioksida.
Kelainan tiroid yaitu:
1.        Hipertrofi atau hiperplasia fungsional:
a.       Struma difosa toksik, hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah.
b.      Struma difosa nontoksik
·           Tipe endemik : kekurangan yodium kronik, air minum kurang mengandung yodium disebut gondok endemik.
·           Tipe sporadik: pembesaran difusi dan struma di daerah endemik. Penyebabnya suatu stimulus yang tidak diketahui.
2.      Hipotiroidisme, kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga sistensis dari hormon tiroid menjadi insufisiensi atau berkurang, bila permanen dan kompleks disebut atiroidisme.
a.       Kretinisme, hipotiroidisme berat, pada anak lidah tanpak tebal, mata besar, suara serak, kulit tebal dan ekspresi seperti orang bodoh.
b.      Miksedema juvenil, terjadi pada anak sebelum akil balik, anak cebol, pertumbuhan tulang terlambat dan kecerdasan kurang.
c.       Mikedema dewasa, gejalanya nonspesifik, timbulnya perlahan, konstipasi, tidak tahan dingin dan otot tegang.
3.      Neoplasma (tumor jinak), adenoma tiroid bekerja secara otonom dan tidak dipengaruhi oleh TSH. Bisamenjadi toksin adenoma dan karsinoma.
4.      Tumor ganas (maligna), dimulai dari folikel tiroid dengan karakteristik tersendiri yang memungkinkan terjadi lipoprofil (karsinoma) metastase. Jenisnya: karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik.
C.       Kelenjar Paratiroid
            Kelenjar ini terletak di setiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat didalam leher, kelenjar ini berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan hormon paratiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.
D.      Kelenjar Timus
            Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, kelenjartimus hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurangya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
E.       Kelenjar Suprarenalis/Adrenal
            Kelenjar suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
1.        Bagian luar yang berwarna kekuningan menghasilkan kartisol yang disebut korteks.
2.        Bagian medula menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin).
            Beberapa hormon penting yang disekresi oleh korteks adrenal adalah, hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal, dan kondisi otot.
F.        Kelenjar pienalis
            Kelenjar pienalis (epifisen) ini terdapat didalam otak (ventrikel) berbentuk kecil merah seperti sebuah cemara. Fungsinya belum diketahui dengan jelas. Kelenjar ini menghasilkan sekresi internal dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.
Fisiologi kelenjar pienalis. Mekanisme kelenjar insulin:
1.      Meningkatkan transpor glukosa dalam sel/jaringan tubuh.
2.      Meningkatkan transpor asam amino kedalam sel.
3.      Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati.
4.      Menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase dan meningkatkan sintesis lipid.
5.      Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.
G.      Kelenjar Pankreatika
            Kelenjar ini terdapat di belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alfa dan beta. Sel alfa menghasilkan hormon glukosa sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicerna  oleh enzim-enzim pencernaan protein.
H.      Kelenjar Kelamin
            Kelenjar testis terdapat pada pria, terletak pada skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon testosteron menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid), serta mengkontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
            Kelenjar ovarika terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon progesteron dan estrogen. Hormon ini dapat memengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar