Rabu, 16 November 2016

SISTEM NERVUS (SISTEM SARAF)



Berdasarkan Drs.H.Syaifuddin,AMK (2006:274-281
Pembagian susunan saraf:
Susunan saraf pusat
1.  Medula spinalis
Meningen
       Meningen (selaput otak) adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang, melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan sekresi (cairan serebropinalis), memperkecil benturan atau getaran yang terdiri dari tiga lapisan.
       Dura mater (lapisan luar) adalah selaput keras membungkus otak dari jaringan ikat tebal dan kuat. Di bagi tengkorak terdiri dari selaput tulang tengkorak dan dura mater propia di bagian dalam. Di dalam kenalis vertebralis kedua lapisan. Dura mater pada tempat tertentu mengandung rongga yang mengalir dara vena dari otak. Rongga ini dinamakan sinus longitudinal superior, terletak di antara kedua henisfer otak.
       Arakhnoid (lapisan tengah) merupakan selaput halus yang memisahkan udara mater dengan pia mater membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral. Medula sepinalis terhenti setinggi di bawah lumbal I-II, terhadap sebuah kantong berisi cairan, berisi saraf keluar dari medula sepinalis. Lokasi ini dapat dimanfaatkan untuk mengambil cairan otak yang disebut fungsi lumbal.
       Pia meter (lapisan sebelah dalam) merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak. Pia mater berhubungan dengan arakhnoid melalui struktu-struktur jaringan ikat yangdi sebut trabekel. Tepi falks serebri membentuk sinus longitudinal inferior dan sinus sagitalis inferior yang mengeluarkan darah dari flaks serebri. Tentorium memisahkan serebri dengan serebelum.
       Sistem ventrikel terdiri dari beberapa rongga dalam otak yang berhubungan satu sama lainnya kedalam rongga itu. Pleksus koroid mengalirkan cairan (liquor serebrospinalis). Pleksus koroid di bentuk oleh jaringan pembuluh darah kapiler otak tepi, bagian pia mater membelok kedalam ventrikel dan menyalurkannya ke serebrospinalis. Cairan serebrospinalis adalah hasil skresi pleksus koroid. Cairan ini bersifat akali bening mirip plasma. Srikulasi cairan serebrospinalis. Cairan ini disalurkan oleh pleksus koroid kedalam ventrikel yang ada di dalam otak kemudian cairan masuk kedalam kenalis susum tulang belakang dan kedalam ruang subaraknoid melalui ventrikularis.
       Setelah melintasi ruangan seluruh otak dan sumsum tulang belakang maka kembali kesirkulasi melalui granulasi arakhnoid pada sinus (sagitalis superior). Perjalanan cairan serebrospinalis. Setelah meninggalkan ventrikel lateralis (ventrikel I-II) cairan otak dan sumsum tulang belakang menuju ventrikel III melalui foramen monroi dan terus ke ventrikel IV melalui aquaduktus silvi cairan di alirkan ke bagian medial foramen magendi selanjutnya kesisterna magma dan ke kanalis spinalis. Dari sisterna magma cairan akan membasahi bagian-bagian dari otak. Selanjutnya, cairan ini akan diabsorpsi oleh vili-vili yang terdapat pada arkhnoid. Cairan ini jumlahnya tidak tetap, biasanya berkisar antara 80-200 cm, mempunyai reaksi alkalis. Komposisi cairan serebrospinalis terdiri dari air, protein, glukosa, garam, dan sedikit limposit, dan karbon dioksida.
Fungsi cairan serebropinalis
1.    Melembabkan otak dan medula spinalis.
2.    Melindungi alat-alat dalam medula spinalis dan otak dari tekanan.
3.    Melicinkan alat-alat dalam medula spinalis dan otak.
2.  Otak
Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak) berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan 3 gejala pembesar otak awal.
a.    Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus striatus, palamus, serta hipotalamus.
b.    Otak tengah, tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus.
c.    Otak belakang, menjadi pons varoli, medula oblongata, dan serebelum.
       Firusa dan sulkus membagi hemisfer otak menjadi beberapa daerah. Korteks serebri terlipat secara tidak teratur. Lekukan di antara gulungan serebri di sebut sulkus. Sulkus yang paling dalam menbentuk firus longitudinalis dan lateralis. Daerah atau lobus letaknya sesuai dengan tulang yang berda di atasnya (lobus frontalis, temporalis, parientalis, dan oksipitalis).
       Fisura longitudinalis merupakan cela dalam  pada bidang medialateralis memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis sebelah anterior dan lobus parietalis sebelah posterior. Sulkus sentralis memisahkn lobus parietalis sebelah posterior. Sulkus sentralis juga memisahkan lobus frontalis dari lobus parietalis.
 
Gambar: otak.
a.   Serebrum(otak besar)
Pada otak besar di temukan beberapa lobus yaitu:
1.    Lobus frontalis, adalah bagian dari serebrum yang terletak di depan sulkus sentralis.
2.    Lobus parietalis, terdapat di depan sulkus sentral dan dibelakangi oleh korako oksipitalis.
3.    Lobus temporalis, terdapat di bawah lateral dari fisura serebralis dan di depan lobuoksipitalis.
4.    Oksipitalis yang mengisi bagian belakang dari serebrum.
Korteks serebri selain di bagi dalam lobus dapat juga di bagi menurut fungsi dan banyaknya area. Campbel membagi bentuk korteks serebri menjadi 20 area. Secara umum korteks serebri di bagi menjadi 4 bagian:
1.    Korteks sensorik. Pusat sensasi umum primer suatu hemisfer serebri yang mengurus bagian badan, luas daerah korteks yang menagani suatu alat atua bagian tubuh tergantung pada fungsi alat yang bersangkutan. Disamping itu juga korteks sensoris bagian fisura lateralis menangani bagian tubuh bilateral lebih dominal.
2.    Korteks asosiasi. Tiap indera manusia, kortek asosiasi sendiri merupakan kemampuan otak manusia dalam bidang intelektual, ingatan, berpikir, ransangan yang di terima diolah dan di simpan serta di hubungkan dengan data yang lain. Bagian anterior lobus temporalis mempunyai hubungan dengan fungsi luhur dan disebut psikokorteks.
3.    Koeteks motoris menerima inpuls dari konteks sensorik, fungsi utamanya adalah kontribusi pada traktus piramidalis yang mengatur bagian tubuh kontralateral.
4.    Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis berhubungan dengan sikap mental dan kepribadian.
       Pusat bicara. Kemampuan berbicara/bahasa hanya terdapat pada manusia dan mempunyai pusat pada temporalis dan lobus parietalis. Gangguan terhadap hubungan antara korteks berbicara sensorik dan motoris maka akan timbul gangguan kemampuan untuk berbicara spontan.
       Ganglia basalis. Kumpulan badan-badan sel saraf di dalam diensafalon dan mesensefalon yang berfungsi pada aktifitas motorik (menghambat tonus otot, menentukan sikap), gerakan dasar yang terjadi otomatis seperti ekspresi wajah dan lenggang lenggok waktu berjalan.
Subtansi putih teletak lebih dalam dan terdiri dari serabut saraf memiliki sel-sel pada korteks. Pada hemisfer otak terdiri dari serabut saraf yang bergerak dari korteks dan ke dalam korteks  menyambung berbagai pusat pada otak dengan sumsum tulang belakang.
Kapsula interna terbentuk oleh berkas-berkas serabut motorik dan sensorik yang menyambung korteks serebri dengan batang otak dan sumsum tulang belakang. Pada saat melintasi subtansi kelabu, berkas saraf ini berpandu satu sama lain dengan erat.
Fungsi serebrum
1.    Menggigat pengalaman yang lalu.
2.    Pusat persarafan yang menangani, aktifitas mental, akal, intelegensi, keinginan dan memori.
3.    Pusat menagis, buang air besar, dan buang air kecil.

b. Batang otak
batang otak terdiri dari:
1.    Diensefalon, bagian batang otak paling atas terdapat di antara serebelum dengan mesensefalon. Kumpulan dari sel saraf yang terdapat di bagian depan lobus temporalis terdapat kapsul internal dengan sudut menghadap kesamping.fungsi dari diensefalon:
a.    Vasokonstriktor, mengecilkan pembulu darah.
b.    Respiratori, membantu proses persarafan.
c.    Mengontrol kegiantan refleks.
d.   Membantu kerja jantung.
2.    Mesensefalon, atap dari mesensefalon terdiri dari 4 bagian yang menonjol ke atas. 2 di sebelah atas disebut korpus kuadrigeminus inferior. Serat saraf okulomotorius berjalan ke fental di bagian media. Serat nervus troklearis berjalan ke arah dorsal menyilang garis tengah kesisi lain. Fungsinya:
a.    Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata.
b.    Memutar mata dan pusat pergerakan mata.
3.    Pons varoli, brakium pontis yang menhubungkan mesensefalon dengan pons paroli dengan serebelum, terletak di depan serebelum di antara otak tengah dan medula oblogata. Di sini terdapat premotoksid yang mengatur gerakan pernafasan dan  reflek. Fungsinya:
a.    Penghubung antara kedua bagian serebelum dan juga antara medula oblogata denga  serebelum atau otak besar.
b.    Pusat saraf nervus trigeminus.
4.    Medula oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan pons varoli dengan medula spinalis. Bagian bawah medula oblongata merupakan persambungan spinalis ke atas, bagian atas medula oblongata yang melebar di sebut kanalis sentralis di daerah tengah bagian ventra oblongata. Fungsi medula oblongata:
a.    Mengontrol kerja jantung
b.    Mengecilkan pembulu dara ( vasokontriktor).
c.    Pusat pernapasan.
d.   Mengontrol kegiatan refleks.
C. Serebelum
       Serebelum (otak kecil) terletak pada bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan serebrum oleh fisura tranvesalis di belakangi oleh pons varoli dan di atas medula oblongata. Organ ini banyak menerima serabut aferen sensorik, merupakan pusat koordinasi dan intergrasi.
       Bentuk oval, bagian yang mengecil pada sentral di sebut vermis dan bagian yang melebar pada lateral di sebut hamisfer. Serebelum berhubungan dengan batang otak melalui pendunkulus serebri inferior (korpus retiformi). Permukaan luar serebelum berlipat-lipat menyerupai serebelum tetapi lipatannya lebih kecil dan lebih teratur. Permukaan serebelum ini mengandung zat kelabu.
       Korteks serebelum di bentuk oleh subtansia grisea, terdiri dari tiga lapisan yaitu granular luar, lapisan purkinye, lapisan granular dalam. Serabut saraf yang masuk dan yang keluar dari serebrum harus melewati serebelum.