Rabu, 16 November 2016

SISTEM DIGESTIFA (SISTEM PENCERNAAN)



Berdasarkan Drs.H.Syaifuddin,AMK (2006:167-182)
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan  mempersiakannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
Susunan saluran pencernaan terdiri dari:
1.  Oris (mulut)
       Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu 1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir, dan pipi; 2) Bagian rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mendibularis, di sebelah balakang bersambung dengan faring.
Palatum, terdiri atas 2 bagian yaitu:
a.    Palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan sebelah depan tulang maksilaris dan lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang palatum.
b.    Palatum mole (palatum lunak) terletak di belakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
Geligi
Geligi ada 2 macam:
a.    Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Lengkap pada umur 21/2 tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri dari: 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus) dan 8 buah gigi gerahang (molare).
b.    Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun, jumlahnya 32 buah, terdiri dari: 8 buah gigi seri (dens insisivus), buah gigi taring (denskaninus) 18 buah gigi gerahang (molare), dan 12 buah gigi gerahang (premolare).
       Fungsi gigi terdiri dari: gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring gunanya untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi gerahang gunanya untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.
Lidah
Lidah dibagi atas tiga bagian, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), dan apeks lingua (ujung lidah). Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jala napas. Punggung lidah (dorsum lingua) terdapat putih-putih pengecap atau ujung saraf pengecap. Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira-kira di tengah, jika lidah di gerakkan  ke atas tanpak selaput lendir. Flika sublingua terdapat di sebelah kiri dan kanan frenulum lingua, di sini terdapat pula lipatan selaput lendir. Pada pertengahan filika sublingua ini terdapat saluran dari glandula parotis, submaksilaris, dan glandula subligualis.
       Fungsi lidah adalah mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan menelan, serta merasakan makanan.
Kelenjar ludah
       Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama duktus wartoni dan duktus stensonik.kelenjar ludah ini ada 2 yakni: 1) kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris), yang terdapat di bawah tulang rahang atas pada bagian tengah; 2) kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang terdapat di sebelah depan di bawah lidah.
       Kelenjar ludah (saliva) di hasilkan di dalam rongga mulut. Di sekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu: 1) kelenjar parotis, letaknya di bawah depan telinga di antara prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju ke rongga mulut melalui pipi (muskulus buksinator); 2) kelenjar submaksilaris, terletak di bawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan frenulum lingua; 3) kelenjar sublingualis, letaknya di bawah selaput lendir dasar rongga mulut bermuara di dasar rongga mulu. Kelenjar ludah disarafi oleh saraf-saraf taksadar. 
 
Gambar: Kelenjar saliva.
       Otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah (M. Mandibularis, os hioid dan prosesus stiloid) menyebar ke dalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan otot intrinsik yang terdapat pada lidah. M. Genioglossus yang merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua.
2. Faring (tekak)
       Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerong-kongan  (esofagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosil dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Di sini terletak bersimpangan antara jalan napas dan jalan makanan,letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga mulut dan rongga mulut rongga hidung, di depan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana. Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
Tekak terdiri dari bagian superior ( bagian yang sama tinggi dengan hidung), bagian media  (bagan yang sama tinggi dengan mulut), dan bagian inferior (bagan yang sama tinggi dengan laring). Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
       Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
Menelan (deglutision), jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan.
1.  Esofagus (kerongkongan)
       Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya kurang lebih 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar: lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler, dan lapisan otot memanjang longitudinal. Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung, setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.
2.  Lambung (Ventrikulus)
Bagian lambung terdiri dari:
a. Fundus Ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak di sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah  kurvatura minor.
c. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus.
d.  Kurvatura minor, terdapat di sebelah kanan lambung, terbentang dari osteum kardiak sampai ke pilorus.
e.  Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvatura minor, terbentang dari sisi kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa.
f. Osteum kardiak, merupakan tempat esofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
Susunan lapisan dari dalam keluar, terdiri dari:
a.    Lapisan selaput lendir, apabila lambung ini dikosongkan, lapisan ini akan berlipat-lipat yang disebut rugae.
b.    Lapisan otot melingkar (muskulus aurikularis)
c.    Lapisan otot miring (muskulus obliqus)
d.   Lapisan otot panjang (muskulus longitudinal)
e.    Lapisan jaringan ikat/serosa (peritoneum).
Fungsi lambung:
1.    Menampung makanandan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
2.    Getah cerna lambung yang di hasilkan:
a.    Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton).
b.    Asam garam (HCI), fungsinya mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.
c.    Renin fungsinya sebagai ragi yang membengkukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen (kasnogen dan protein susu).
d.   Lapisa lambung jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asma lemak yang merangsang sekresi getah lambung.
3.  Usus halus
       Usus halus atau intestinum minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya kurang lebih 6m, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorsip hasil pencernaan yang terdiri dari lapisan usus halus (lapisan mukosa [sebelah dalam], lapisan otot melingkar [M.sirkuler], lapisan otot memanjang [M. Longitudinal] dan lapisan serosa [sebelah luar]).
Duodenum 
       Duodenum disebut juga usus 12 jari, panjangnya kurang lebih 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir, yang membukit disebut papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus wirsungi/duktus pankreatikus).
Jejunum dan ileum
       Jejunum dan ileum mempunyai panjang seitar kurang lebih 6 meter. Dua perlima bagian atas adalah (jejunum) dengan panjang kurang lebih 23 meter dan ileum dengan panjang 4-5 m. Lekukan jejunum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium.
 
Gambar: Struktur lambung.
Absorpsi
       Absorpsi makanan yang sudah di cerna seluruhnya berlangsung di dalam usus halus melalui 2 saluran yaitu pembulu kapiler dalam darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili usus.
Fungsi usus halus meliputi:
a.    Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.
b.    Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
c.    Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.
Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempurnakan makanan:
1.    Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik.
2.    Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
a.         Laktase mengubah laktase menjadi monosakarida.
b.        Maltose mengubah maltosa menjadi monosakarida.
c.         Sukrose mengubah sukrosa menjadi monosakarida.
4.  Usus besar
       Usus besar atau intestinum mayor panjangnya kurang lebih 11/2 m, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar: selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, jaringan ikat. Fungsi usus besar adalah menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat fese.
Sekum
       Di bawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga di sebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm. Seluruhnya di tutupi oleh peritoneum mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesenterium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.
Kolon asendens
       Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksure hepatika, dilanjutkan sebagai kolom transversum.
Apendiks (usus buntu)
       Bagian dari usus yang muncul seperti corong dari ujung sekum, mempunyai pintu keluar yang sempit tetapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus. Apendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor, terletak horizontal di belakang sekum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang apendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
Kolon transversum
       Panjangnya kurang lebih 38 cm, membujur dari kolom asendens sampai kekolom desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
Kolom desendens
       Panjangnya kurang lebih 25cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
Kolom sigmoid
       Kolom sigmoid merupakan lanjutan dari kolom desendens, terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
5.  Rektum
       Rektum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
6.  Anus
       Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter:
·         Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.
·         Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.
·         Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja menurut kehendak.
Fungsi peritoneum
1.    Meutupi sebagian dari organ abdomen dan pelvis
2.    Membentuk pembatas yang halus sehingga organ yang ada dalam rongga peritoneum tidak saling bergeseka.
3.    Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap dinding posterior abdomen.
4.    Tempat kelenjar limfe dan pembuluh darah yang membantu melindungi terhadap infeksi.
 Peritoneum
       Peritoneum terdiri dari dua bagian yaitu peritoneum pariental yang melapisi dinding rongga abdomen dan peritoneum viseral yang melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen. Ruang yang terdapat di antara dua lapisan ini disebut ruang peritonial atau kantong peritoneum. Pada laki-laki berupa kantong tertutup dan pada perempuan merupakan saluran telur yang terbuka masuk ke dalam rongga peritoneum, di dalam peritoneum banyak terdapat lipatan atau kantong. Lipatan besar (omentum mayor) banyak terdapat lemak yang terdapat di sebelah depan lambung. Lipatan kecil (omentum minor) meliputi hati, kurvatura minor, dan lambung berjalan ke atas dinding abdomen dan membentuk mesenterium usus halus.
Hati
      Hati atau hepar adalah organ yang paling besar di dalam tubuh kita,warnanya cokelat, dan beratnya kurang lebih 11/2 kg. Leteknya, bagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas 2 lapisan utama: permukaan atas berbentuk cembung, terletak di bawah diafragma, dan permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transversus.
       Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di bagian atas hati, selanjutnya hati dibagi 4 belahan: lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quadratus. Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatika dan vena porta. Arteri hepatika, keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati, darah ini mempunyai  kejenuhan 95%-100%, masuk ke hati akan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler vena, akhirnya keluar sebagai vena hepatika. Vena porta, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya ke hati. Darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa oksigen telah diambil oleh limfe dan usus. Guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Besarnya kira-kira berdiameter 1 mm.
Fungsi hati:
1.    Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan sesuai dengan pemakaianya dalam jaringan.
2.    Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urine.
3.    Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen.
4.    Sekresi empedu, garam empedu dibuat di hati, di bentuk dalam sistem retikuloendotelium, dialirkan ke empedu.
5.    Pembentukan ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi ureum, dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urine.
6.    Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.

Perlekatan peritoneal dan ligamentum hati:
1.      Ligamentum falsiformis, merupakan lipatan peritoneum berlapis ganda berjalan ke atas dari umbilikalis menuju ke hati berjalan ke permukaan anterior dan superior hati.
2.      Ligamentum teres hepatis, berjalan masuk ke fisura yang terdapat pada permukaan viseral hati, bersatu dengan cabang kiri vena porta.
3.    Ligamen venosum, suatu pita fibrosa yang merupakan sisa duktus venosus melekat pada cabang kiri vena porta, duktus venosus tertutup menjadi pita fibrosa.
4.    Omentum minus, berasal dari tepi porta hepatis dan fisura yang melewati ligamentum venosum dan berjalan ke bawah menuju kurvatura minor lambung.
11. Kandung empedu
       Sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas 60 cm3. Lapisan empedu terdiri dari lapisan luar serosa/ parietal, lapisan otot bergaris, lapisan dalam mukosa/viseral disebut juga membran mukosa.Duktus sistikus, panjangnya kurang lebih 31/2 cm yang berjalan dari lekuk empedu. Fungsi kantung empedu:
1.    Sebagai persediaan kantung empedu, membuat getah empedu menjadi kental
2.    Getah empedu adalah cairan yang dihasilakan oleh sel-sel hati, jumlah setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-100cc. Sekresi digunakan untuk memecah lemak.
 
Gambar: Struktur hati.
Bagian-bagian dari kantung empedu:
1.    Fundus Vesika felea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah korpus vesika felea.
2.    Korpus vesika felea, bagian dari kandung empedu yang di dalamnya berisi getah empedu.
3.    Leher kandung kemih, merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran pertama masuknya getah empedu ke kandung empedu.
4.    Duktus sistikus, panjangnya kurang lebih 33/4 cm berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus, membentuk saluran empendu ke duodenum.
5.    Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
6.    Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.
       Fusura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di bagian atas hati, selanjutnya hati di bagi 4 belahan: lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quadratus. Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu: Artei hepatika, keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati,darah ini mempunyai kejenuhan 95%-100%.Vena porta, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya ke hati. Darah ini mempunyai kejenuhan 70%.
Kandung empedu dan struktur yang berkaitan.
Pankreas
       Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah, panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa, dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Pankreas terbentuk pada vertebra lumbalis I dan II di balakang lambung.
       Bagian dari pankreas: kaput pankreas, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum yang melingkarinya. Ekor pankreas, bagian runcing di sebelah kiri menyentuh limpa.
Fungsi pankreas:
1.    Fungsi eksokrin, membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.
2.    Fungsi endokrin, sekelompok kecil epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang menyekresikan insulin.
3.    Fungsi sekresi eksternal, cairan pankreas dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.
4.    Fungsi sekresi internal, sekresi yang di hasilkan oleh pulau-pulau langerhans sendiri langsung dialirkan ke dalam peredaran darah. Sekresinnya disebut hormon insulin dan hormon glukagon. Hormon tersebut dibawa ke jaringan untuk membantu metabolisme karbohidrat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar