Berdasarkan
Drs.H.Syaifuddin,AMK (2006:192-199)
Guna
penafasan
1.
Mengambil oksigen yang kemudian di bawa
oleh darah ke seluruh tubuh(sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.
2.
Mengeluarkan karbon dioksda yang terjadi
sebagai sisa dari pembakaran, kemudian di bawah oleh darah ke paru-paru untuk
dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh).
3.
Menghangatkan dan melembabkan udara.
A. Organ Pernafasan
1.
Hidung
Hidung naso atau nasal merupakan saluran
udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat
hidung (septum nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk
menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
1.
Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
2.
Lapisan tengah terdiri dari otot-otot
dan tulang rawan.
3.
Lapisan dalam terdiri dari selaput
lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang
berjumlah 3 buah:
a.
Konka nasalis inferior (karang hidung
bagian bawah).
b.
Konka nasalis media (karang hidung
bagian tengah).
c.
Konka nasalis superior (karang hidung
bagian atas).
Di antara konka ini terdapat 3 buah
lekukan meatus yaitu meatus superior ( lekukan bagian atas), meatus medialis
(lekukan bagian tengah) dan meatus inferior (lekukan bagian bawah). Fungsi
hidung adalah:
1.
bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
2.
Sebagai penyaring udara pernafasan yang
dilakukan oleh bulu-bulu hidung.
3.
Dapat menghangatkan udara pernafasan
oleh mukosa.
4.
Membunuh kuman yang masuk, bersama udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau
hidung.
Rongga pendengaran tengah. Saluran ini
disebut tuba auditiva eustaki yang menghubungkan telinga dengan faring dan
laring. Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba
lakrimalis.
2.
Faring
Rongga
tekak di bagi dalam 3 bagian:
1.
Bagian sebelah atas yang sama tingginya
dengan koana disebut nasofaring.
2.
Bagian tengah yang sama tingginya dengan
istmus fausium disebut orofaring.
3.
Bagian bawah sekali dinamakan
laringofaring.
3.
Laring
Laring
terdiri dari lima tulang rawan antara lain:
1.
Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun
(adam’s appel), sangat jelas terlihat pada pria.
2.
Kartilago ariteanoid (2 buah) yang
berbentuk beker.
3.
Kartilago krikoid (1 buah) yang
berbentuk cincin.
4.
Kartilago epiglotis 1(buah)
Pita suara berjumlah 2 buah di bagi atas,
pita suara palsu dan tidak mengeluarkan suara yang disebut dengan
ventrikularis; di bagian bawah adalah pita suara yang sejati yang membentuk
suara yang di sebut vokalis, terdapat 2 buah otot. Oleh gerakan 2 buah otot ini
maka pita suara dapat bergetar dengan demikian pita suara (rima glotidis) dapat
melebar dan mengecil, sehingga di sini terbentuklah suara.
4. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan
lanjutan oleh laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari
tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam
diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang di sebut sel bersilia,
hanya bergerak kearah luar. Panjangnya trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri
dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
5.
Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan
lanjutan dari trakea, ada2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra
torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan di lapisi oleh
jenis sel yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah
tampuk paru-paru. Brongkus kanan lebih pendek dan lebuih besar dari pada
bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih ramping dari yang kana, terdiori dari 9-12 cincin mempunyai 2
cabang. Bronkus bercabag-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus
(bronkioli). Pada bronkioli tak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli
terdapat gelembung paru/gelembung bawah atau alveoli.
6.
Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh
yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung bawah, alveoli).
Gelembung alveoli terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan
luas permukaannya lebih kurang 90 m2. Pada lapisan ini terjadi
pertukaran udara, O2 masuk kedalam darah dan CO2 di
keluarkan dari darah. Banyaknya
gelembung paru-paru kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan
kanan).
Paru-paru dibagi 2: Paru-paru kanan,
terdiri dari 3 lobus (belah paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media,
dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri
dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri
dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10
segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada
inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus
superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen pada lobus
inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang
bernama lobulus.
Di
dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, bercabang-cabang
ini di sebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus
yang diameternya antara 0,2-0,3 mm.
Paru-paru dibungkus oleh selaput yang
bernama pleura. Pleura di bagi menjadi 2: 1) Pleura visera (selaput dada
pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru; 2) Pleura
parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua
pleura ini terdapat rongga (kavum) yang di sebut kavum pleura pada keadaan
normal, kavum pleura ini vakum (hampa udara) sehingga paru-paru dapat
berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk
meminyakin permukaannya (pleura), menghindari gesek antara paru-paru dan
dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.
Pembuluh darah paru
Kapasitas
paru-paru merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya.
Kapsitas paru-paru dapat di bedakan sebagai berikut
1.
Kapasitas total, yaitu jumlah udara yang
dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka
yang kita dapat tergantung pada beberapa hal : kondisi paru-paru, umur, sikap,
dan bentuk seseorang.
2.
Kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang
dapat di keluarkan setelah ekspirasi maksimal.
B. Proses Terjadinya Pernapasan
Terbagi dalam 2 bagian yaitu
inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas). Inspirasi
terjadi bila muskulus diafragma telah mendapatkan rangsangan dari nervus
frenikus lalu mengerut datar. Muskulus interkostalis yang letaknya miring,
setelah mendapatkan rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi
datar. Dengan demikian antara strenus (tulang dada) dan veterbra semakin luas
dan melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, menarik paru-paru
sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.
Gambar: Potongan
segitiga melalui wajah dan leher.
Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan
kendor lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi)
dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong
keluar. Jadi proses respirasi pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan
antara rongga pleura dan paru-paru.
Pernapasan dada. Pada waktu seseorang
bernapas, rangka dada terbesar bergerak, pernapasan ini di namakan pernapasan
dada. Ini terhadap pada rangka dada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda dan
pada perempuan.
Pernapasan
perut. Jika pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka ini dinamakan
pernapasan perut. Kebanyakan pada orang tua, karena tulang rawannya tidak
begitu lembek dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur mengendap
di dalamnya dan ini banyak di temukan pada pria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar