Rabu, 16 November 2016

SISTEM RESPIRASI (SISTEM PERNAFASAN)



Berdasarkan Drs.H.Syaifuddin,AMK (2006:192-199)
Guna penafasan
1.    Mengambil oksigen yang kemudian di bawa oleh darah ke seluruh tubuh(sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.
2.    Mengeluarkan karbon dioksda yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian di bawah oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh).
3.    Menghangatkan dan melembabkan udara.
A. Organ Pernafasan
1. Hidung
       Hidung naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
1.    Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
2.    Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
3.    Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah:
a.         Konka nasalis inferior (karang hidung bagian bawah).
b.        Konka nasalis media (karang hidung bagian tengah).
c.         Konka nasalis superior (karang hidung bagian atas).
       Di antara konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior ( lekukan bagian atas), meatus medialis (lekukan bagian tengah) dan meatus inferior (lekukan bagian bawah). Fungsi hidung adalah:
1.     bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
2.    Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung.
3.    Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa.
4.    Membunuh kuman yang masuk, bersama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.
       Rongga pendengaran tengah. Saluran ini disebut tuba auditiva eustaki yang menghubungkan telinga dengan faring dan laring. Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakrimalis.

2. Faring
Rongga tekak di bagi dalam 3 bagian:
1.    Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut nasofaring.
2.    Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring.
3.    Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.

3. Laring
Laring terdiri dari lima tulang rawan antara lain:
1.    Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun (adam’s appel), sangat jelas terlihat pada pria.
2.    Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker.
3.    Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
4.    Kartilago epiglotis 1(buah)
       Pita suara berjumlah 2 buah di bagi atas, pita suara palsu dan tidak mengeluarkan suara yang disebut dengan ventrikularis; di bagian bawah adalah pita suara yang sejati yang membentuk suara yang di sebut vokalis, terdapat 2 buah otot. Oleh gerakan 2 buah otot ini maka pita suara dapat bergetar dengan demikian pita suara (rima glotidis) dapat melebar dan mengecil, sehingga di sini terbentuklah suara.

 4. Trakea
       Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan oleh laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang di sebut sel bersilia, hanya bergerak kearah luar. Panjangnya trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
5. Bronkus
       Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan di lapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-paru. Brongkus kanan lebih pendek dan lebuih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kana, terdiori dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabag-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli tak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung bawah atau alveoli.
 

6. Paru-paru
       Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung bawah, alveoli). Gelembung alveoli terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m2. Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk kedalam darah dan CO2 di keluarkan dari darah. Banyaknya  gelembung paru-paru kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan).
       Paru-paru dibagi 2: Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
        Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, bercabang-cabang ini di sebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm.
       Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura di bagi menjadi 2: 1) Pleura visera (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru; 2) Pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang di sebut kavum pleura pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa udara) sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyakin permukaannya (pleura), menghindari gesek antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.
Pembuluh darah paru
Kapasitas paru-paru merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Kapsitas paru-paru dapat di bedakan sebagai berikut
1.    Kapasitas total, yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang kita dapat tergantung pada beberapa hal : kondisi paru-paru, umur, sikap, dan bentuk seseorang.
2.    Kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat di keluarkan setelah ekspirasi maksimal.
B. Proses Terjadinya Pernapasan
            Terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas). Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah mendapatkan rangsangan dari nervus frenikus lalu mengerut datar. Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah mendapatkan rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi datar. Dengan demikian antara strenus (tulang dada) dan veterbra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, menarik paru-paru sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar. 
Gambar: Potongan segitiga melalui wajah dan leher.
       Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.
       Pernapasan dada. Pada waktu seseorang bernapas, rangka dada terbesar bergerak, pernapasan ini di namakan pernapasan dada. Ini terhadap pada rangka dada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda dan pada perempuan.
Pernapasan perut. Jika pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka ini dinamakan pernapasan perut. Kebanyakan pada orang tua, karena tulang rawannya tidak begitu lembek dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur mengendap di dalamnya dan ini banyak di temukan pada pria.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar